Review: Lover Eternal


Lover Eternal
Lover Eternal by J.R. Ward

My rating: 5 of 5 stars

Duuuuh suka bangettt sama novel ini. Nggak bisa deh nurunin bintang dari bintang 5. Novel ini terhitung lengkap, komplit menurutku. Hubungan sebab akibat di dalam novel ini dijelaskan secara rinci dan nggak bisa berhenti senyum lihat adegan Rhage sama Mary.

Rhage yang terkenal gonta-ganti wanita, yang katanya seminggu bisa pake 8 wanita berbeda, terikat pada wanita yang sama sekali tidak cantik dan sedang menderita sakit yang parah. Kalo bayangin gimana seorang Rhage yang jadi incaran hampir semua wanita tertarik pada Mary yang dengan penggambarannya sepertinya sama sekali bukan menjadi perhatian laki-laki manapun, aaaaaa nggak berhenti senyum deh pokoknya.


Dari awal pertemuan Rhage dan Mary. Bagaimana cara Rhage memaksa Mary untuk terus bicara karena dia sangat menyukai suara Mary bisa jadi soo sweet banget. Trus gimana cara Rhage memaksa bertemu Mary, yang awalnya ia pikir hanya hasrat sementara dan jika selesai bisa langsung meninggalkan Mary, justru mendapati dirinya terus-terusan ingin menlihat wanita sendiri. Mary sendiri juga kelimpungan menghadapi laki-laki luar biasa indah yang terus-terusan bersikap seolah ia mabuk kepayang pada Mary, padahal Mary selama ini tidak pernah berfikir orang yang terhitung tampan bahkan akan melirik padanya.

Ada banyak kejadian dan momen-momen yang manis sekaligus yang terlalu menyakitkan. Seperti ketika di awal Mary berusaha menjauhkan Rhage dari hidupnya karena ia merasa tidak cukup pantas untuk Rhage, dan Rhage tetap tidak bisa menyerah. Lalu berbalik jadi Rhage yang berusaha menjauhkan Mary karena keberadaan monster dalam dirinya. Waaa... tetep aja dua duanya sudah terikat sehingga mereka justru malah tambah jadi deket.

Tapi tetep yang paling bikin aku nangis adalah ketika Mary berlari dari rumah Bella, dengan kaki telanjang, melemparkan dirinya pada Rhage dan berkata bahwa dirinya tidak baik-baik saja, memohon pada Rhage untuk tetap berada disampingnya. Yaah, itu sungguh emosi yang tak tertahankan secara sebelumnya kan Rhage diusir dengan dingin gitu sama Mary.

Bagiku dua tokoh utama disini yaitu Rhage dan Mary sama sama saling berjuang satu sama lain. Bagaimana Rhage berusaha menerima hukuman dari sadara-saudaranya yang lumayan sadis hanya agar Mary tetap berada di sampingnya, kemudian bagaimana Mary harus berkompromi dengan Rhage yang harus minum darah dari wanita lain. Kemudian monster yang berada di dalam tubuh Rhage. Bahkan hingga akhir Rhage bahkan rela meninggalkan Mary hanya agar Mary bisa hidup. Padahal Rhage saja tidak pernah bisa jauh dari Mary. Apalagi melihat bagaimana Rhage selau bertanya keberadaan Mary dan ketakutan luar biasa kalau Mary meninggalkannya. Tapi dia masih berani kehilangan Mary hanya agar Mary tetap hidup, yah, yang pasti dia jenis pria yang memang tidak akan ditemui di dunia nyata. Well, pokoknya menurutku semua dialog di novel ini terbangun lancar dan manis. J. R ward berhasil membuatku tak ingin berhenti membaca



View all my reviews

Comments

Popular posts from this blog

Menyelami Seni dalam Kejiwaan pada buku "Psikologi Seni"

The Magic Of You by Johanna Lindsey (Malory-Anderson Family #4)

Devil in Winter (Wallflowers #3)