Review: Slave to Sensation - Terjerat Hasrat

Slave to Sensation - Terjerat Hasrat

My rating: 5 of 5 stars

Mungkin aku nggak akan pernah berhenti berterimakasih sama goodreads yang udah ngenalin aku sama novel-novel luar dan terjemahan yang bagus, karena entah bagaimana setelah selama ini aku akhirnya bener bener mendapat persinggahan untuk melampiaskan hobi hobiku membaca. Dan.... Aku bisa dapet novel bagus yang dulunya aku pikir aku udah kehabisan stok, nyatanya berkat goodreads aku menyadari bahwa kuantitas buku menarik yang bisa dinikmati bisa dibilang nggak akan pernah habis.

Hohoho. Terlalu lama ya intermesonya. Well, dalam halnya aku ketemu sama novel ini, itu kayak takdir aja. Padahal ini saat saat aku lagi sibuk nonton drama dan aku pikir nggak dulu dapet novel bagus, sampai suatu hari aku buka goodreads dan di updetan ada temenku yang baru selesai baca salah satu novel seri ini. Temenku ini sering sama denganku kalo ngasih rating buku dan waktu aku liat reviewnya terhadao buku ini beserta bintang limanya, aku nggak butuh waktu lama buat nyari versi indonesianya dan mengatur jadwal untuk melakukan penyewaan buku ke rental.


Syukurlah novel ini ada dan gak perlu lama2 buat akhirnya aku memutuskan untuk membaca ini. Review2 di goodreads terutama orang orang yang sering punya kesamaan dalam menilai buku bikin aku terprovokasi secepat kilat hhahhahaa

Nah sekarang aku akan bahas tentang novel ini sendiri.

Setelah black brotherhood, ini adalah novel paranormal lain yang aku baca untuk tahun ini. Dan... This is my review:

Yang aku pikirkan sepanjang aku membaca novel ini adalah: ini visualisasinya kayak gimana kalo di filmin? Sumpah bahkan dengan segala kata baru dan logika baru yang nyaris aku nggak ngerti, aku terus terusan nggak dapet visual yang tepat untuk membayangkan adegan adegan dan cara kerja psy disini. Dan aku sama sekali gak bisa bayangin sebesar apa kalo kita masuk ke dalam psynet, dan rasanya kayak apa. Well, itu bagian tersulitnya dari buku ini untuk di cerna, bahkan sampai akhir. Untung aja aku baca terjemahannya, karena sepertinya aku nggak bakalan ngerti kalo aku baca versi inggrisnya.

Tapi tenang aja, bagian bagian lain buku ini sangaaat menarik sampai sampai yang sulit sulit dicerna itu akhirnya nggak jadi masalah. Dan siapa tokoh utama kita disini saudara saudaraaa....

Lucas n Sascha

Huuuffff. Karena latar belakang cerita tentang lingkungan psy yang digambarkan oleh Nalini, aku mendapati bahwa perbedaan yang dimiliki sascha sebagai psy menurutku sangat mempesona. Sascha adalah heroin kuat dan pemberani yang sangat pantas untuk dicintai dan dilindungi. Ketika semua orang sudah pasti menganggap psy adalah orang orang yang nggak jauh beda dari robot dan dihadapkan dengan cinta, sejujurnya aku penasaran bagaimana cerita akan berjalan. Sascha bisa dibilang punya dua kepribadian. Kepribadian dingin bertopeng tanpa belas kasih dan sempurna dan kepribadian lembut dan penuh kasih sayang. Sungguh bagaimana seseorang bisa membuat keduanya berada dalam dirinya dan tetap membentuk karakter ini dengan sempurna?

Tapi Sascha melakukannya. Demi menutupi dirinya yang bisa merasakan emosi, ketakutan membuatnya menutup emosi itu rapat rapat dalam dirinya. Dicerita lain mungkin motif untuk jadi dingin padahal seharusnya ia adalah orang baik biasanya dengan menebarkan masa lalu dan trauma pada tokoh tersebut, sehingga merasakan emosi menjadi pilihan yang memang sengaja ingin dibuang. Tetapi motif untuk tokoh Sascha ini jelas berbeda. Sascha ingin meledakkan emosinya, ingin mendamba, ingin merasa, tetapi ketakutannya akan hukuman apa yang akan ia peroleh ketika ia ketahuan bisa merasa membuatnya membangun perisai sekuat baja yang akan membuat semua orang tetap melihatnya sebagai makhluk dingin yang sempurna.

Nah, menurutku itu jauh lebih sulit, dan memilukan. Dan berat.

Ia mengingkan banyak sekali hal hal yang bisa dijangkau oleh emosinya, karena itu ia meluapkannya diam diam dengan harapan tidak ada seorang pun yang tahu bahwa ia bisa merasa.

Dan aku bisa merasakan kesepian itu ketika dia sendirian dan terpaksa harus berakting atau ia akan mati.

Lucas muncul sebagai penyelamat. Dia bener bener hero deh disini. Awalnya dia pingin memanfaatkan Sascha karena ia melihat semua psy itu sama dingin dan tidak berperasaan. Yah jelas karena itu memang benar. Tapi ketika dia melihat ada hal hal yang berbeda dalam diri Sascha, dia mulai melupakan tujuan awalnya untuk balas dendam.

Kemudian cerita menjadi semakiiin menarik. Ini adalah tarik ulur bagaimana Lucas berusaha menarik keluar Sascha dari cangkang dinginnya, dan bagaimana Sascha berpegangan pada cangkangnya karena ketakutannya yang besar jika emosinya sampai membeludak keluar. Padahal disisi lain ia juga ingin berpegangan pada tangan Lucas. tapi kemudian ia memiliki dilema akan bagaimana nasibnya kalau ia membiarkan perasaan itu muncul.

Aku capek banget baca ini. Capek karena nggak tega sama Sascha. Pingin Sascha selamat dengan menyembunyikan emosinya, tapi juga pingin ada seseorang yang menolongnya. Dan sejujurnya aku terus dibuat penasaran bagaimana cerita akan berkembang dengan premis tersebut. Aku pemasaran dengan bagaimana cara Nalini mencapai tingkat pemahaman dan mencari jalan keluar untuk keduanya. Daaan... Aku puas dengan hasilnya.

Akhirnya Sascha mencapai puncaknya dan emosinya seperti sebuah bom. Disaat ia menyerah itulah dan meakipun takut siapa yang akan ada disisinya, ternyata Lucas sudah siap melindunginya, bahkan disaat Sascha tidak sadar bahwa Lucas pelan pelan berada dibelakang dan merangkulnya agar bisa berdiri mengadapi apa yang mungkin akan terjadi padanya. Dan ketika ia menyerah itulah, ia mendapatkan pegangan baru.

Chemistry antara Sascha dan Lucas sangat kuat bahkan disaat Sascha masih memakai topengnya. Tetapi pikiran kedua tokoh ini terus terusan menbuatku jatuh cinta.

Yah, begitulah dan cerita masih terus berlanjut dengan tetap memilukan tapi tidak berhasil membuatku ingin berhenti. Setiap halaman membuatku merasa ketagihan.

Yang aku pusing dari buku ini paling ya itu doang sih, kisah dan cerita tentang psy itu sampai sekarang masih sulit dicerna. Meskipun begitu, dengan pemahaman seadaanya aku tetap dibikin terus merasa tegang ketika cerita mulai mencapai klimaks. Duh sascha sascha, dia emang bener bener pemberani. Saking pingin mati terhormat dengan membantu ras lain, dia bahkan merelakan dirinya sendiri untuk mati. Sayang banget deh sama heroin satu ini, bersyukur dia dipasangin sama karakter lucas.

Comments

Popular posts from this blog

Menyelami Seni dalam Kejiwaan pada buku "Psikologi Seni"

The Magic Of You by Johanna Lindsey (Malory-Anderson Family #4)

Devil in Winter (Wallflowers #3)