Review: Night Play

Night Play

My rating: 5 of 5 stars

Sukaaaaa suka suka suka banget sama kisahnya Vane sama Bride. Kalo masa lalu kelam sih emang ada, tapi emang Vane masalalunya nggak setragis anak2 dark hunter. Selain perihal kalo ia mau dibunuh ayah ibunya, sebenarnya Vane sedang berada di ambang batas kekelaman dalam hidup (aih apaan sih)

Baru kali ini Vane ngerasain gimana rasanya kehilangan adik yang paling ia sayangi Anya yang meninggal belum lama. Kemudian disusul Fang yang sekarat di sepanjang buku.

Sumpah ya, aku berharaaap banget bisa liat Fang di sepanjang buku. Suka banget sama celotehannya dia dan betapa cerewetnya dia di awal buku. Sayang sisanya tokoh Fang ini hanya berakhir diam. Hiks. Kangen sama cerewetnya dia.


Vane sebagai sulung diantara 3 bersaudara, merasa terombang ambing dengan hidupnya yang tiba tiba terjun payung. Ia mendadak merasa kesepian dan tidak punya siapa siapa. Ih sedih banget pokoknya waktu Vane berusaha menyelamatkan adiknya, dan ia bahkan menangis memohon agar adiknya mau kembali sadar. Vane yang selama ini terkesan suka kesal dengan cerewetnya Fang sekarang merasakan kerinduan yang mendalam terhadap kondisi adiknya itu. Dan bagiku itu menyentuh banget, kisah kakak beradik ini.

Kemudian Bride muncul.
Yah, nggak kayak Dark Hunter, Vane memang orangnya lembut sih, jadi waktu pertama kali ketemu Bride dan betapa dia pingin cari alasan buat liat Bride, aaaakkkk romantis banget. Lucuuu, menyentuh, dan ditambah Vane tuh terkesan polos banget jadinya bisa langsung ngerasain aja kelembutan Vane.

Pokoknya Vane disini baiiik banget dan pengetahuannya tentang manusia bener bener minim sehingga perlakuannya ke Bride lebih terkesan spontan dan Vane jadi sama sekali nggak keliatan sekejam yang biasa ia perliatkan dilingkungan asalnya. Lucu aja gimana Vane mau belajar semuanya biar bisa liat Bride senyum. Bride sendiri selama ini merasa minder dan bertemu dengan Vane bikin dia ngerasa sebatas mimpi. Yah, intinya Vane dari awal yang udah jatuh cinta kemudian tahu kalau Bride pasangannya merasa bahwa ia rela melakukan apapun demi Bride dan itu menyentuh banget.

Aku terkesan dengan cara Kenyon membuatku terus berdebar debar di sepanjang buku.

Kemudian muncul Fury, orang yang kelihatan jahat tapi ternyata ia selucu Fang. Sedih banget waktu cerita tentang kehidupan Fury dan bagaimana ia ingin bergabung dengan Vane bersaudara tapi takut hingga akhirbya dia jadi penyendiri. Nyatanya dia adalah adiknya Vane dan hubungan baru Vane dengan adik baru Vane ini seolah menjadi pelipur lara dikala Vane baru saja kehilangan anggota keluarganya yang paling ia sayangi. Dan loyalitas Fury juga bikin senyum2. Dia ternyata baik banget, nggak terasa jahat sama sekali padahal di awal aku kira dia jahat lho.

Lalu ada Kyrian dan Julian berpasangan yang muncul beberapa kali dan bikin senyum2. Sekarang Kyrian jauh lebih ceria dan lembut dan dia juga lucu banget apalagi kalo berdebat dengan Tabitha. Yah pokoknya menurutku novel ini benar benar menghibur. Lebih ringan daripada seri dark hunter , but still it catch my heart. :)

Comments

Popular posts from this blog

Menyelami Seni dalam Kejiwaan pada buku "Psikologi Seni"

The Magic Of You by Johanna Lindsey (Malory-Anderson Family #4)

Devil in Winter (Wallflowers #3)