Review: Hopeless (Colleen Hoover)

Hopeless

My rating: 5 of 5 stars

Bersyukur mululah rajin ngikut update buku buku di goodreads. Rasanya buku buku bagus yang bisa dibaca itu unlimited, gak habis-habis, termasuk ketika tiba-tiba aku tertarik buat cari bukunya colleen hoover. Itu juga gara-gara goodreads. Belum lagi pengarang lain yang masuk ke nominasi awardnya di goodreads, rasa-rasanya bakal mulai berburu penulis2 favorit lagi deh.

Anyway, novel ini bagus bangeeeeeeettr.
Belakangan ini novel novel terakhir yang aku baca masih bekisar di historical dan paranormal romance, honestly lumayan bosen juga sih sampe aku bacanya aja jadi lambat banget. Novel modern terjemahan yang aku baca palingan cuma Fifty Shades, dan aku juga emang jarang baca novel novel young adult, secara dapetnya lumayan sulit juga. Jadi waktu nemu buku ini di toko buku yang notabennya udah aku masukkan ke rak to read, dan pas diskon 30% aku langsung samber aja nggak pake mikir.

Untuk sinopsis silahkan searching dulu yah, aku akan langsung review aja.


Ini novel dengan tokoh tokoh usia 17-18 tahun tapi rasanya kayak udah dewasa banget deh karakternya. Secara setting cerita masih bekisar di seputar sekolah dan hubungan pertemanan, terutama masalah remaja yang khas. Tapi dengan setting simpel seperti itupun konflik yang diangkat bisa sangat luar biasa complicated. Dan bagaimana cerita mulai terungkap hingga buku mencapai akhir cerita, dramatiknya naik terus sampai yang baca aja ikut bingung, ini kapan ya sampai resolusinya. Habis rasanya kayak di klimaks terus.

Aku suka sama semua unsur cerita dalam novel ini. Aku suka alurnya, diceritakan dengan memberi tanggal dan jam pada setiap bab kemudian misteri misteri yang beberapa kali diselipkan tapi terus mengandung pertanyaan. Aku suka bagaimana hoover mengolah pertemuan Sky dan Holder yang bisa diolah menjadi sangat romantis padahal sebenarnya keadaannya mungkin biasa saja jika dilihat dari luar. Aku suka bagaimana hoover merancang setiap pertemuan Sky dan Holder sehingga pertemuan pertemuan tersebut terasa begitu alami. Dan terlebih aku paling suka dengan causalitas dan motivasi yang diletakkan dalam setiap adegan jadi aku selalu mendapat jawaban dari setiap misteri.

Tulisan hoover bisa jadi yang paling menyihirku sampai aku nggak bisa berhenti membaca, sulittt banget dipause bacanya. Dia nulisnya rapih banget, mudah dimengerti, dan deskripsinya lancar banget, dia menggambarkan setiap suasana secara detail seolah aku berada di tempat dimana ia bercerita, seolah aku menyaksikan langsung adegan adegannya. Hoover juga membuat setiap adegan entah kenapa menjadi sangat manis, dialog-dialognya bukan dialog yang sering didengar tapi sarat akan emosi. Jadi setiap dialog rasanya selalu emosional, dan hoover berhasil menyampaikan emosi emosi itu secara jelas untuk pembacanya.

Dari semua unsur aku paling suka sama karakternya, sukaaa banget, terutama Holder dan semua kepedihannya. Dalam cerita ini Sky memiliki pengalaman yang sangat tragis dan nyaris sadis menurutku sampai aku aja nggak mau bayangin saking sedihnya. Tapi Holder selalu terlihat bersalah dan tersiksa dan itu karena ia selama ini menyalahkan diri sendiri atas hilangnya orang orang penting dalam hidupnya dan itu juga sama sama sedihnya.

Aku lumayan bingung juga mau ngomong apa tentang buku ini. Yang pasti karakter Holder yang suka berubah kepribadian dan selalu terlihat berfikir itu membuatku juga ingin memeluknya. Dia selalu sangat perhatian dengan Sky, terutama ketika akhirnya Sky tahu tentang masa lalunya yang kejam itu. Kejem banget, aku lumayan benci sama konflik sejenis ini, rasanya kayak ikutan nggak berdaya gitu. Holder dan Sky juga bisa dibilang memiliki penderitaan yang sama sama kejam. Makannya aku nggak bisa nggak setuju ketika Holder memilih untuk tidak membongkar masa lalu Sky. Cara Holder melindungi Sky dari masa lalunya tuh bikin terenyuh dan sedih banget.

Untuk sky sendiri, emang kadang sebel sama cara dia men judge segala sesuatunya tanpa mencoba melihad dari sisi yang lain. Tapi aku juga suka banget sana keberaniannya. Dan Sky mendapat cukup banyak simpati atas masa lalunya yang bikin nangis ini. Huhu. Aku nggak masalah sama Sky karena sekarang dia udah dewasa, tapi aku nggak tega sama Hope yang diusia sedini itu harus mengalami hal sekeji itu dan menjadi trauma.

Pingin meluk holder dan sky. Rasanya mereka layak mendapatkan kebahagiaan lebih dari siapapun.

Comments

Popular posts from this blog

Menyelami Seni dalam Kejiwaan pada buku "Psikologi Seni"

The Magic Of You by Johanna Lindsey (Malory-Anderson Family #4)

Devil in Winter (Wallflowers #3)