Review: Love in the Afternoon


Love in the Afternoon
Love in the Afternoon by Lisa Kleypas

My rating: 5 of 5 stars



bisa dibilang bahwa aku selalu jatuh cinta oleh karakter karakter unik yang aku temui ketika membaca novel dengan genre ini.

Dan harus aku akui bahwa karakter semacam ini akan menimbulkan banyaknya konflik yang unik pula. Aku jatuh cinta pada karakter beatrix sejak di seri pertamanya. Gadis yang menyukai binatang. Sama seperti serial wallflower, Daisy yang suka membaca menjadi karakter paling unik di antara yang lainnya, dan aku jatuh cinta oleh karakter ini.

Hal lain yang membuatku memberikan bintang penuh untuk kisah beatrix adalah bahwa aku harus sering menahan rasa sedih yang Beatrix dapatkan ketika hanya dapat melihat pujaannya yang di dalam mencintainya tapi dari luar sangat jauh baginya. Aku menaruh simpati yang begitu besar untuk rasa sakit yang beatrix alami dan rasanya ingin memberikan ia selamat ketika akhirnya christoper menaruh perhatian penuh padanya.


Mereka berkorespondi dan jatuh cinta. Tetapi karena selama ini beatrix menjadi orang lain, jadilah bukan ia yang dicari oleh christoper ketika ia kembali dari perang. Rasa rindu dan cinta yang tidak bisa diungkapkan beatrix ketika pada akhirnya mereka bertemu kembali itulah yang membuat hatiku ikut merasakan rasa sakit yang sama.

Secara keseluruhan cerita aku bisa dibilang suka oleh semua bagian di novel ini. Karena keunikan tokoh terhadap binatang otomatis memunculkan konflik yang bervariasi berkaitan dengan masalah utama. Walaupun agak disayangkan karena penyakit mencuri beatrix tidak dibahas lagi lebih jauh.

Aku suka dengan sikap sabar beatrix yang tidak mudah tersinggung dan tidak mudah menyerah. Rasa cintanya terhadap christopher yang begitu besat, perasaan bertepuk sebelah tangan yang menyakitkan menjadi bumbu yang menarik yang selalu mengalirkan cerita ke konflik yang selalu lebih menarik.

Sungguh, kecuali adegan xxx di buku ini, semuanya terasa pas porsinya. Setiap konflik dikemas secara rapih dan menarik. Aku juga jatuh cinta pada christopher yang dengan caranya sendiri jatuh cinta - menduga orang yang salah, tetapi perasaannya tetap hanya tersemat pada beatrix seorang. Selain itu aku suka dengan perubahan karakter christopher yang awalnya tidak tertarik dengan beatrix akhirnya malah memuja wanita ini. Membuat beatrix selalu meyakinkan dirinya sendiri bahwa perhatian christopher padanya bukanlah sekedar mimpi. Dan ketika christopher akhirnya berkata mencintai beatrix bukannya pru, harus kuakui aku bisa merasakan seberapa besar keinginan beatrix untuk pingsan saat itu juga.

Tidak sering aku menemui kisah yang tokoh utamanya tergila gila duluan sedangkan heronya malah awalnya gak tertarik, tapi aku selalu tertarik oleh kisah semacam itu. Mereka berhasil menghasilkan konflik yang cukup mengesankan.

Dan aku bersyukur bahwa aku menemukan buku ini di diskonan gramedia, dan dua dari tiga buku yang kubeli, kudapati keduanya bukanlah salah pilih dan aku merasa beruntung memilikinya dan it's good walaupun hrganya murah sih hahaha.



View all my reviews

Comments

Popular posts from this blog

Menyelami Seni dalam Kejiwaan pada buku "Psikologi Seni"

The Magic Of You by Johanna Lindsey (Malory-Anderson Family #4)

Devil in Winter (Wallflowers #3)