Review: The Secret Diaries of Miss Miranda Cheever - Buku Harian Miss Miranda Cheever


The Secret Diaries of Miss Miranda Cheever - Buku Harian Miss Miranda Cheever

My rating: 5 of 5 stars



Nah kalo ini... kalo ini.... hsssh... buku keduanya Julia Quinn yang aku baca. And I love it. I love it so much. Meskipun aku masih berharap adanya konflik lain. Tapi cukup. Cukup untuk bikin aku masuk ke dalam buku ini dan ke setiap karakter yang ada di buku ini. Dan buku ini berhasil membuatku berlinang air mata karena... yah... karena emosi yang meluap luap disini


Lalu.... ah ya. Julia Quinn bener bener pintar membuat sisi cerita di setiap bagian , terutama dialog, menjadi sangat menyenangkan dan tidak membosankan karena humor yang diletakkan disana sini. Aku menikmati hampir semua percakapan karakter di buku ini. Semuanya. Dan aku masiiih saja dibawa tersenyum meski cerita tersebut sudah di klimaks dan sangat sangat heartbroken. Yah antara tersenyum dan menangis. Maksudku, aku sungguh menyukainya.


Aku suka banget karakter Miranda disini. Aku agak sulit membayangkan bahwa dirinya tidak cantik. Tapi memang kenyataannya kali ini Julia memberikan sosok yang tidak sempurna tapi sangat mempesona sifat dan sikapnya. How to describe it? mmm.. yang pasti Miranda ini memiliki harga diri yang sangat tinggi. Dan aku sungguh memujinya untuk hal tersebut. Sulit pasti baginya untuk tidak berusaha membandingkan dirinya dengan wanita wanita lain yang jauh lebih cantik disana. Aku suka hampir semua sikapnya. Dia pintar dan sekaligus sinis. Semua perkataannya bisa saja menyakiti orang lain dan dia mengatakan itu semua dengan wajah datar. Pembawaannya yang tenang itu sungguh memesona. Ia bahkan tidak anggun. Ketika Miranda marah aku yakin semua orang akan ketakutan. Meskipun begitu Miranda jarang menunjukkan taringnya kepada orang orang sekitar. Dan jarang yang bisa menenangkan amarahnya.

Tanggapan sinis mengenai dirinya, terutama bagian fisik, membuat Miranda terbiasa dan lebih kuat dari yang seharusnya. Ia sudah sering tidak diperhatikan dan ia terbiasa karena hal tersebut. Dan sebagai seorang wanita ia pasti masih sering sakit hati untuk kata kata yang keterlaluan tapi Miranda, lagi lagi, selalu mengatasinya dengan tenang.

Dan aku sangat, sangat mengerti kenapa Miranda jatuh cinta pada Turner. Pria tersebut telah melambungkan harapannya untuk menjadi cantik. Turner melihat apa yang memesona dari gadis tersebut yang bahkan Miranda sendiri tidak menyadarinya. Keyakinan yang diberikan Turner itu membuatnya percaya dan apalagi 'Turner' yang mengatakannya. Dan Miranda percaya. Turner orang yang jujur.

Konflik utama adalah ketika Turner menjadi seseorang yang tidak dikenal gadis itu. Semua yang dilakulan pria tersebut seharusnya bisa membuatnya membenci Turner dan ia memang membencinya. Tapi namanya cinta, terus dan terus, Miranda mendapati dirinya memaafkan pria tersebut.

Kali ini aku menikmati semua kisah tarik ulur di novel ini. Karena aku juga sangat menikmati karakter Miranda disini. Dia tidak pernah mematahkan prinsipnya dan menurutku untuk seseorang yang jatuh cinta pada seorang pria selama sepuluh tahun ia cukup kuat untuk mengendalikan emosi emosinya dan aku cukup mengerti kenapa pada akhirnya ia perlu meledakkan semuanya. Aku merasakan betapa menyesakkan perasaan itu untuknya.

Novel ini sesuai dengan seleraku. Karena heroinennya yang jatuh cinta setengah mati tapi terus berusaha mengendalikan diri di depan orang yang disukainya. Dan seperti aku menonton drama korea, beberapa halaman berikutnya membuatku semakin menyukai ceritanya. Ketika semuanya berbalik. Ketika Miranda akhirnya menyerah dan kali itu membuat Turner kelimpungan. Aaaaa pokoknya suka banget. Apalagi waktu Turner menyadari bahwa ia sangat mencintai Miranda. Well dari semua analisis sejak halaman pertama sebenarnya kita tahu pria ini mencintai Miranda. Hanya beberapa hal membuat itu semua tak terlihat.


Aku puasss bacanya. Aku bahkan menyelsaikannya dalam waktu dua hari karena hanya gak bisa berhenti baca. Aku bahkan yakin tidak akan kecewa di tengahnya sehingga aku jarang melakukan aksi skip seperti yang aku lakukan biasanya.

Julia Quinn sungguh berhasil membuatku jatuh cinta pada tulisannya selain Lisa Kleypas untuk buku history romance. Membaca dua bukunya aku hampir bisa menyimpulkan bahwa Julia selalu membuat salah seorang tokoh tidak bisa menyadari betapa ia mencintai orang 'tersebut' dan ia selalu memberikan latar belakang tragis untuk membuatnya lebih kuat. Dan ia selalu memberi ending bahwa tokoh tersebut akhirnya menyadari perasaannya. Aku sungguh tersentuh bagaimana Turner mengungkapkan rasa cintanya pada Miranda. Mungkin karena aku juga wanita dan mungkin juga karena cara Turner ingin membuat Miranda menyadari betapa ia mencintainya juga sangat menyedihkan.

Kalo novel nggak kayak drama ya yang kadang endingnya serasa kurang 10 menit. Entah kenapa kalo baca novel aku hampir selalu puas dengan endingnya. Yah namanya juga ga ada batasan waktu. hehehhe



Comments

Popular posts from this blog

Menyelami Seni dalam Kejiwaan pada buku "Psikologi Seni"

The Magic Of You by Johanna Lindsey (Malory-Anderson Family #4)

Devil in Winter (Wallflowers #3)