Review: Ten Things I Love About You - Sepuluh yang Kucinta Tentangmu


Ten Things I Love About You - Sepuluh yang Kucinta Tentangmu

My rating: 4 of 5 stars



Waaaah.. sebastiaaaaan..

Kayaknya kalo diinget-inget lagi, yang bikin aku bertahan baca seri kedua Bevelstoke termasuk karena keberadaan Sebastian ini, sepupu Harry yang dari luar dia kelihatan begitu sempurna dan tenang. Rasanya nggak ada apapun yang bisa membuat orang ini goyah sampai sampai bikin penasaran gimana rasanya kalo bisa lihat Seb marah.

Entah karena aku memang menyukai seri ketiga ini atau apa, kenapa disini karakter Harry sama Olivia jadi nyenengin gini ya? Mereka lucu. Olivia cerewet sedangkan Harry jarang ngomong. Apa emang sebenernya dari seri kedua emang karakter mereka kayak gitu ya? Habis gara-gara lihat kehadiran mereka disini jadi penasaran gitu, rasanya pingin curi-curi baca Bevelstoke #2 lagi deh.

Trus, ya ampun ya ampuuun, rahasia sebastian yang diungkapkan disini bikin pingin aku baca lagi semua bagian dia di Bevelstoke #2. Kelucu-lucuannya dia, waktu dia bacain novel ke semua orang - duh, serasa nih orang isinya bikin ngakak mulu -, trus setiap dialog dia pingin baca lagi.


Novel ini bener-bener cocok sama karakter sebastian yang penuh humor tetapi memiliki trauma tentang perang dan keseriusan yang tidak semua orang pernah melihatnya. Disini sebastian bikin melting, bikin speechless, kok bisa ni orang kalo ngomong bisa konyol banget? Dari novel sebelumnya, sosok seb ini tidak mengalami perubahan sehingga disini kental sekali penggambaran tentang karakter gentleman yang baik hati, sopan, lucu, suka membantu dan dihadapkan pada konflik-konflik yang menyangkut emosi-emosi yang jarang ia rasakan.

Aku suka di novel ini kita tidak terlalu sering disajikan adegan yang intim melainkan cukup dihadirkan dialog dan suasana yang khas sebastian dan novel ini menjadi jauh menyenangkan. Tidak ada satu hal pun yang membuatku bosan dengan setiap deskripsi dan penggambaran suasana yang penuh humor begitu pula dialog-dialog yang tidak jauh dari lucu. Selain itu, disini bisa merasakan bagaimana setiap tokoh merasakan 'sesuatu'.

Terhibur banget sama novel ini. Khas Julia Quinn yang memang tidak terlalu emosional tetapi peletakan humor khas julia terasa sangat kental disini/ Suka bangeeeetttt sama si Sebastian ini. Dan dengan ini, akhirnyaaa.. selesai juga seri ini :D



Comments

Popular posts from this blog

Menyelami Seni dalam Kejiwaan pada buku "Psikologi Seni"

The Magic Of You by Johanna Lindsey (Malory-Anderson Family #4)

Devil in Winter (Wallflowers #3)