Review: Éclair: Pagi Terakhir di Rusia

My rating: 5 of 5 stars

Mungkin novel ini bukan favoritku. Tapi kalau aku disuruh merekomendasikan satu novel, aku akan menyerahkan novel ini dengan senang hati.

Sebenarnya cerita di Novel ini adalah cerita yang mengharu-biru, bahkan terbilang bahagia di akhirnya. Karena misi atau tujuan awal cerita tercapai. Yaitu bagaimana kelima sahabat yang sudah terpisah dan terpecah-pecah akhirnya disatukan kembali. Oh... itu bukan perjalanan yang mudah, apalagi dengan banyaknya selipan kisah masa lalu di beberapa bagian, membuat cerita ini menjadi lebih menyedihkan.

Sejujurnya, sejak awal aku membaca review buku ini untuk mencari tahu kenapa novel ini cukup disukai, aku tetap tidak mengerti apa maksud review-review tersebut. Saat itu aku hanya merasa bahwa jika aku menemukan buku ini, aku akan langsung membacanya. Karena kebanyakan orang mengatakan novel ini bagus, sehingga aku jadi begitu ingin mencicipi buku dari Prisca Primasari ini. Yah, sayangnya aku tidak bisa menemukan novel ini dimana-mana. Entah itu di toko buku ataupun di rental buku. Mungkin ini buku lama sehingga cukup sulit untuk dicari lagi.


Hingga kemudian, aku menemukan buku ini di salah satu tumpukan obralan gramedia. Dengan harga sangat murah! Karena hanya ada satu dan yang terpenting bagiku saat itu adalah memiliki buku ini dulu, sehingga kondisinya yang cukup menghawatirkan tidak aku hiraukan. Toh hanya ada bercak di bawah buku, tapi sama sekali tidak mengganggu tulisan. Dan masih amat sangat layak baca. Jadi akhirnya kubelilah buku ini.

Anyway, membaca halaman pertama dan terakhir, berhubung aku menyukai spoiler, aku dihadapkan pada kisah antara Katya dan Sergei. Aku pikir merekalah tokoh utama disini. karena di awal diceritakan mengenai mereka yang akan menikah, dan di akhir aku juga menemukan mereka yang sudah menikah, jadi kupikir cerita ini pasti Happy Ending. Hanya saja ketika aku asal buka seperti kebiasaanku sebelum membaca, aku tidak banyak menemukan momen dua sejoli ini, aku malah menemukan nama tokoh-tokoh lain. Aku sama sekali tidak mengerti apa maksud dari cerita itu.

Dan akhirnya aku tahu, buku ini haruslah dibaca dari awal. Tidak boleh seperti yang aku lakukan.
Man, aku bahkan tidak tahu bahwa Stephanich (aku yakin bukan gini tulisannya), Kay, dan Lhiver ternyata adalah 3 orang pria! Aku pikir di dalamnya adalah cerita kisah cinta lain, ternyata salah.

Ya, jadi ketika aku akhirnya lelah menerka-nerka dan membaca buku ini dari awal, aku mendapati bahwa isi dari novel ini sangat diluar bayanganku. Yang benar adalah, Katya dan Sergei hanya menjadi pembawa cerita, tetapi ternyata bukan benar2 pemeran utamanya. Ah, tapi sebenarnya tidak ada yang benar-benar peran utama sih disini, karena semua tokoh mendapatkan porsinya masing-masing.

Lupakan kisah cinta antara Sergei dan Katya, akan ditunjukkan, tapi itu bukan poin utama dari cerita ini. Cerita ini berputar pada 2 minggu yang dihabiskan Katya dan Sergei untuk menyatukan 5 sahabatnya yang terpecah belah karena suatu tragedi. Iya, tragedi itu sangat menyayat hati pun menyedihkan. Tapi tragedi persahabatan mereka bagiku juga tidak kalah menyesakkan dada. Stepan (aku menyebutnya begitu saja) sedang sekarat, dan hal terakhir yang diinginkan olehnya adalah 2 sahabatnya kembali. 2 sahabat yang sudah 2 tahun tidak bertemu dengannya karena saling membenci. Awalnya ceritanya biasa saja. Kita diberitahu apa inti permasalahannya, dan apa yang ingin diselesaikan dalam cerita ini. Bahkan awalnya 5 sahabat ini tidak diceritakan terlalu dalam.

Hanya saja memang, ketika Lhiver akhirnya bertemu Kay, aku dibuat menangis terharu. Secara mereka adalah keluarga, dan Lhiver membenci kakak kandungnya selama 2 tahun ini untuk kesalahan yang bukan salah siapa-siapa. Ketika ia bertemu kakaknya yang dulu amat sangat dekat dengannya, ya aku jelas menangis. itu sangat mengharukan.

Tetapi yang lebih mengharukan, sekaligus menyayat-nyayat adalah ketika kita diceritakan tentang bagaimana akhirnya Lhiver dan Kay mau menjenguk Stepan untuk pertama dan terakhir kali.

Dan Stepanych. Apa yang digambarkan penulis tentang karakter ini sesuai apa yang dikatakan tokoh-tokoh lain. Optimis, ceria, penuh semangat, hangat, dan sangat mudah disukai. Karakter yang nyaris tidak ada sisi negatifnya. Ia selalu bahagia, memberikan dampak kebahagiaan yang sama untuk sekitarnya. Aku merasakannya langsung ketika sudut pandang bercerita ttg Stepanych di masa lalunya.

Awalnya aku tidak terlalu konsen dengan Stepanych. Maksudnya, aku hanya tau ia adalah adik Sergei yang sedang sekarat dan ingin bertemu dengan dua sahabatnya yang lain (selain Katya dan Sergei yang selalu ada disisinya dan mereka akan menikah 2 minggu lagi), tetapi aku tidak benar-benar peduli dengan karakter ini. Kecuali bahwa aku tahu dia adalah sosok yang disukai semua orang. Aku bahkan tidak tahu kenapa akhirnya ia dibenci, apa yang membuat tokoh ini mendapatkan kebencian yang begitu besar? Hanya itu saja yang berputar dikepalaku selama setengah buku.

Hingga akhirnya aku dibuat mewek, ketika Sergei mulai mengenang masa lalu dimana Stepan masih sangat sehat. Masih ceria dan selalu membuat eclair lezat untuk teman-temannya. (view spoiler)

Oh, cerita ini begitu menyedihkan hingga menuliskan reviewnya lagi membuatku ingin menangis. Habisnya, Stepan ini dari awal pembaca sudah diberitahu bahwa kemungkinan hidupnya tidak lama lagi. Bahwa ada kemungkinan, ketika harapannya terpenuhi, maka usai sudah perjuangannya untuk bertahan di dunia ini. Tapi tetap saja, ketika mulai diceritakan bagaimana cara ia memandang hidup, bagaimana perasaan sayangnya terhadap sahabat-sahabatnya, yah, seharusnya kalaupun harus pergi selamanya, ia bisa pergi dengan penuh kebahagiaan. Bukankah seorang yang hidupnya bahagia seharusnya pergi dengan bahagia? Tapi kenapa ia dihadapkan pada tragedi itu?(view spoiler)

Jadi, ketika Lhiver dan Kay datang menemuinya. (view spoiler), ketika semua orang menangis, aku pun menangis. Apalagi, setelah 2 tahun Stepan hidup dengan jiwa dan tubuh tidak menyatu, karena kedua orang itu, ia kembali sadar. Aku menangis tidak henti ketika sudut pandang diarahkan kembali ke Stepan, dan disitu, meskipun tidak bisa bergerak sama sekali, tetapi pelukan sahabatnya membuatnya kembali merasa dicintai dan bahagia. Hal sederhana yang baginya lebih dari cukup. Itu hal yang membahagiakan bukan? Tetapi kondisi Stepan tetap membuatku miris dan sedih. Tidak ada yang bisa dilakukan, semuanya bahagia, tetapi detik-detik melepas Stepan adalah hal yang paling menyedihkan.

Dan hal yang menyedihkan masih ada lagi di akhir.(view spoiler)

Yah, kurasa menulis review pun sangat berbeda dengan membaca langsung ceritanya. Jadi untuk merasakan langsung bagaimana perasaan kamu dijungkir balikkan dengan indah, bacalah cerita ini. Sangat kental akan kisah keluarga dan persahabatan.

Padahal ini adalah jenis bacaan yang jarang kubaca. Maksudnya, aku biasa baca buku full romance, dan ekspektasi awal tentang buku ini adalah cerita cinta, kenapa salah? Entahlah... tapi aku tidak menyesal telah membacanya.

Oya, sinopsis dari buku ini sangat mengecoh. Aku tidak berpikir dengan sinopsis seperti itu memiliki kisah tersirat seperti cerita ini. Hahh... sungguh diluar ekspektasi.

Comments

Popular posts from this blog

Menyelami Seni dalam Kejiwaan pada buku "Psikologi Seni"

The Magic Of You by Johanna Lindsey (Malory-Anderson Family #4)

Scandal in Spring (The Wallflowers, Book 4)