Review: The Quirky Tale of April Hale

My rating: 5 of 5 stars

Awww this book...

Aku biasanya tidak membaca buku dari wattpad. Kalaupun aku membaca buku disana, biasanya karena aku memang penggemar berat penulisnya (mis: Colleen Hoover), yang lain? Enggak. Mmmm... belum ada yang selesai sih. Biasanya kalau bacapun itu karena untuk feedback story, jadi ya bukan sebagai penikmat jatuhnya.

Anyway, i didnt get this book directly from wattpad list.
Aku dapetnya dari goodreads, satu-satunya referensi terbaik sampai saat ini. Entah karena apa dan bagaimana suatu hari aku mendapati kalau sinopsisnya menarik dan rating buku ini juga cukup bagus, dan jatuhlah buku ini ke daftar TBRku. Kemarin aku lagi butuh banget bacaan dan finally, i chose this book!

Dan buku ini, aku sama sekali nggak ngeh kalau buku ini dari wattpad. Beruntungnya cerita ini masih diposting di wattpad, so... lucky me!
Detik pertama aku baca cerita ini, satu chapter, and i couldn't stop.


Ceritanya baguuuussss. Pertama, aku sangat menyukai karakter April. Bagaimana ia bermonolog ria setiap detiknya, bagaimana cara berfikirnya, dan itu lucu! Walaupun ada beberapa tingkah yang pingin digetok karena keterlaluan reaksinya, tapi most of the time, she stole my attention. Nggak bosen deh liat pro kontra yang dihadapi dia di dalam dirinya, belum lagi ketika aku masih nggak tau dia itu kenapa, astaga, so innocent! Ni anak bener-bener nggak tau apa-apa.

And the second one is Ryder!
Ada Quantin, kakak dari April yang juga menarik, tapi yang paling menarik dari semua cowok di dalam cerita ini jeas adalah lead male-nya yaitu Ryder. Si Ryder ini yaa awalnya kelihatan serem, tapi waktu udah mulai berinteraksi sama April jadi cute banget mereka berdua. Si Ryder coba flirting kan sama April, but fail. Dan sedih juga sih waktu dia udah kasih kode yang jelas kalo dia suka sama April dan si cewek ini sama sekali nggak tau apa2. Syukurlah kemudian keduanya akhirnya menyelesaikan kesalahpahaman itu dengan cute juga. Ah, si Ryder ini, nggak nyangka dia wajahnya juga bisa memerah. fufu.

Aku nggak tau kalau ternyata buku ini sempat ganti judul ya. Tapi secara garis besar memang jauh lebih cocok yang ini sih, lebih menggambarkan keseluruhan isi bukunya, kalau yang pertama fokus cerita jadi seolah di dalam ruangannya April terus.

Cerita ini lucu, banyak banget lucunya. Apalagi kepolosan2 si April yang bikin Ryder gemes, dan Ryder ini adalah bad boy yang suka berkelahi walaupun nilainya bagus. Sayang cuma sekali liat Ryder mabuk, itu dia lucuuuu banget, bikin pingin di puk-puk. Kemudian cerita ini juga semakin meruncing dark ke belakang, dan ada beberapa momen ketika Ryder nggak kuat sama April yang sisi empatinya hampir nol sedangkan Ryder ini tipe cowok yang penuh perasaan. Jadi taulah, bertolak belakang banget, dan sempat itu bikin Ryder jengah dan lelah sama si April. Meskipun akhirnya April berhasil meluluhkan hatinya Ryder lagi sih.

Finally, i give this book full stars. Buku ini berhasil menyampaikan banyak emosi karena perbedaan kedua tokoh utama kita yang bisa menimbulkan banyak lika=liku dan terjal perjalanan cinta mereka Tapi buku ini cukup pendek sih ya, bikin kangen terus sama mereka berdua. Trus si Ryder nih ya, semakin kesini semakin sweet sama April. Aku malah nggak nyangka kalau karakter bad boy kayak dia bakalan kelihatan kasmarannya kayak anak remaja baru jatuh cinta. Padahal kan dia jauh lebih berpengalaman dari April. Jadi lucu aja sih dan itu bikin si Ryder ini manis banget di mataku.

Oya di beberapa chapter kemudian sempat dibilang kalau penulisnya dari Indonesia. Waw. Tulisannya rapih banget sih sampai aku nggak sadar serasa baca tulisan asli penulis novel2 internasional lainnya. Nggak tau sih, kali aja dia numpang lahir di Indonesia ya nggak? Habisnya dia kayaknya nggak ada niatan entah ngomong pake bahasa indonesia, menerjemahkan ceritanya ke bahasa indonesia, atau bikin cerita bahasa Indonesia. Tapi nggak jadi masalah sih... emm... aku kagum banget aja. Pembawaan dia dalam bercerita ini unik walaupun premisnya klise. Serasa spesial baca tulisannya.

Buku ini Alhamdulillah dilanjutkan di sequelnya. Humornya lumayan berkurang sih, tiap chapternya juga lumayan pendek-pendek, lebih dark juga. Tapiii... di season 2 nya ini banyak momen bikin aku menitikkan air mata karena sedih. Mereka mengalami turning point lagi di hidupnya, dan Ryder entah kenapa dapet bagian misfortune gitu deh. Dan dia jadi rendah diri, jadi kelihatan kelemahannya tiap dia bilang kalau dia nggak bisa kasih apa2 buat April. Disaat anak2 seusiany sibuk kuliah eh dia malah banting tulang. Sekarang reputasi Ryder juga nggak bikin orang tergila2 sama dia. Pokoknya sedih banget deh dia kalo udah gitu. Aku harap April tetap selalu disisinya, mendukung, dan mencintai Ryder. Karena di season kedua, beneran deh, Ryder ini jadi kelihatan banget betapa dia mencintai pacarnya...

I love the story dan ceritanya masih on going untuk sekuel. Aku nggak tau kenapa aku mau bersabar menunggu updatetannyaa! Errrgh


Comments

Popular posts from this blog

Menyelami Seni dalam Kejiwaan pada buku "Psikologi Seni"

The Magic Of You by Johanna Lindsey (Malory-Anderson Family #4)

Devil in Winter (Wallflowers #3)