Review: SeoulMate

My rating: 5 of 5 stars

Ewwww this book is really so much sweet inside!
Sudah lama sekali aku nggak baca novel-novel Indonesia, bukan teenlit sih ya kalau buku ini, brarti masuk apa? YA? YA Indonesia?

Yah itulah. Pokoknya buku ini udah masuk TBR entah dari kapan pokoknya udah lama banget tapi nggak pernah cukup beruntung untuk dapet bukunya.

Beberapa tahun kemudian (eceilah, lama amat put), dari IG Penerbit Haru aku mendapati bahwa novel ini ternyata di cetak ulang? Dan itu awalnya aku bertanya2 apakah ini novel yang lama sama yang dulu aku pinginin. Dan aku baru tau kalau ada webtonnya! Nggak tau kenapa saat itu kayaknya aku kepo banget, jadi aku pantengin webtoonnya yang gambarnya itu baguuus, dan emosi di dalam cerita webtoon itu juga nyampe. Agak kaget ternyata itu diangkat dari novel, dan akhirnya aku sadar kalau itu adalah novel yang lama. Akhirnya, karena aku lebih suka karya aslinya (novelnya) aku hunting lagi deh. Dan Alhamdulillah, akhirnya dapet juga bukunya. Itu juga aku langsung beli nomor 1-2 takut kehabisan.


*oke, kalian sebenarnya bisa melewati ocehanku barusan*

Anyway, jadi aku pingin banget baca buku ini memang semenjak baca webtoonnya (tapi bacanya gak full). Kalo dulu aku pingin baca tapi nggak tau ceritanya tentang apa, berkat webtoonnya inilah aku jadi pingin banget baca novelnya. Yap! Jadi melalui webtoon itulah rasa penasaranku menjadi meluap-luap tidak terkendali hingga rasanya "POKOKNYA HARUS PUNYA NOVELNYA, TITIK"

Progress baca buku ini emang lama sih ya. Soalnya aku punya kecenderungan, kalo buku sendiri nikmatinya bisa dilama2in nggak kayak buku pinjeman. Jadi sambil baca buku ini aku nyambi baca buku2 lain setiap bisa istirahat dari baca buku ini. Walaupun jujur, sebenarnya buku ini bisa habis sekali duduk. Aku aja yang pinginnya dilama2in (biar TBR di rak nggak cepet abis).

Kalau baca dari sinopsisnya, aku, juga kalian (mungkin) akan langsung tertarik sama isi dari buku ini. Manusia sama Hantu? It doesn't make sense!

Bahkan rasanya lebih masuk akal kalau manusia sama werewolf, atau vampir iya nggak? Yang lagi tenar-tenar. Kekeke ~ tapi karena belakangan ini aku sedang mencari2 cerita yang... um, unik, jadi jatuhlah pilihanku ke cerita ini.

Dan Lia di dalam buku ini berhasil menghidupkan setiap karakternya, terutama tokoh Sun yang kerjaannya marah-marah mulu. Kesan 'pemarah' yang ditimbulkan di dalam cerita ini begitu terasa dan aku menikmatinya. Sun juga memiliki chemistry yang bikin cengar-cengir sendiri tiap sama Jang. Sifat dua orang ini cukup berbeda, sehingga melihat mereka berdua rasanya lucu dan betaaah banget deh liat Jang sama Sun ini.

Overall, cerita buku ini cukup ringan, dan sangat ringan. Tapi kita selalu dibuat rindu dengan momen kedua tokoh utama ini. Apalagi di akhir menjelang ending, hiks, sedih deh tapi karena itu menuntun k akhir yang bahagia jadi aku setuju2 aja dengan bagian itu.

Bahkan sampai akhir buku cerita inipun masih lucu. Dan Arang! Yaampun, awalnya aku ikut sebal sama hantu satu ini karena mengganggu. Tapi di akhir entah kenapa aku suka banget sama Arang. Di masa2 sedih Sun, si arang ini selalu di sampingnya dan tidak lupa untuk menghibur Sun. Rasanya Arang nggak tega lihat Sun sedih walaupun dulu mereka sering bertengkar. Iyaaa mereka jadi sahabat, rasanya jadi lega aja gitu walaupun Jang nggak ada kan ya, para soulmate di hanok itu benar-benar menenangkan.

Huaaa untung udah beli buku keduanya, nggak sabar masalah apa lagi yang akan diangkat Lia dalam ceritanya...


Comments

Popular posts from this blog

Menyelami Seni dalam Kejiwaan pada buku "Psikologi Seni"

The Magic Of You by Johanna Lindsey (Malory-Anderson Family #4)

Devil in Winter (Wallflowers #3)