Review: Fate


Fate

My rating: 3 of 5 stars



ini novel ketiga tentang korea karangan orizuka yang aku baca. Sejauh ini sihh... yah karena pada akhirnya orizuka udah duluan mencuri hatiku untuk mengikuti karya-karyanya, jadi bagaimanapun isinya aku akan tetap setia mengikuti bukunya selagi masih bsia menemukan hehe.

Sejauh ini, entah kenapa novel bertemakan korea yang aku suka tetep jatuh di Oppa & I yang sudah terlanjur membuatku jatuh cinta dari semua segi. Alur, setting, dan yang paling penting karakternya. Sekarang saja aku tengah menunggu buku ketiganya dan siap membelinya kalau sudah keluar. Buku kedua tentang korea yang ditulis orizuka adalah Infinite yours, bagus, tapi nggak terlalu berkesan. Aku nggak kecewa sama apapun, aku hanya nggak suka sama alurnya yang bercerita tentang kejadian selama beberapa hari dan jatuh cinta. nggak salah, cuma jatuhnya jadi biasa aja. Ini masalah selera kok, tenang aja, jadi subjektif banget emang. Eh, kok jadi nge-review buku lain sih?

Balik ke Fate. Buku ini juga nggak salah, dan ceritanya juga bukan kisah cinta beberapa hari jadi sebenarnya harusnya bisa bikin aku jatuh cinta. Gaya ceritanya juga masih kesukaanku, beberapa diselipkan kata-kata korea jadi secara gak sadar aku jadi kerasa kayak belajar bahasa korea sambil niruin logat-logat orang korea. Tapi lagi-lagi buku ini jatuhnya bagus aja, cuma nggak terlalu wah. Aku hampir nggak deg-degan untuk semua konflik, cerita, dan adegan di semua bagian buku ini. Nggak salah emang, tuh ceritanya kan dominan ke kisah keluarga daripada kisah cintanya. Tapi entahlah, kenapa di tengah-tengah aku maha bosen sama ceritanya yaa..


Alurnya sebenernya bagus, komplek banget malah. Seorang anak laki-laki bernama Min Hwan yang dapet kesialan bertubi-tubi sampai ceritanya berakhir. Nggak ada yang mengecewakan sama endingnya, emm... karakter Min Hwan juga aku suka. Yang nggak aku suka adalah ceritanya terlalu... emm... drama. Ditambah percakapannya yang dicampur bahasa korea. Aku suka kok sama bahasa-bahasa korea yang diselipkan, cuma habis bercampur sama alurnya jadinya beneran jadi kayak nonton drama. Nggak salaaaah.... cuma karena ini ditulis dalam buku jadi rasanya ada yang kurang, entah apa.

Ada beberapa bagian yang bikin aku menitikkan air mata tapi emosi yang aku dapet malah nggak sekuat di ceritanya oppa & I padahal sama-sama kisah keluarga dan lebih complicated ini malah. Sebenernya aku nggak pingin ngomong ini, tapi entah kenapa aku ngerasa ada beberapa part yang bikin aku bosen. Aku lupa bagian yang mana yang pasti ketika membacanya aku merasa ingin men skip ceritanya cepat-cepat. Mungkin terlalu banyak konflik yang harus ditempuh sama tokohnya sampe-sampe aku nggak tega buat baca lebih lanjut.

Karakter dena di buku ini hampir sama dengan karakter cewek dan Infinite Yours. Nah lho, apakah jangan-jangan aku emang dasarnya nggak suka sama karakter ini ya? Yang udah suka sama cowok lain tapi perlahan beralih ke seseorang yang membuatnya terbiasa. Lagi-lagi nggak ada yang salah dong ya sama karakter model gini, tuh akhirnya kita tetep bisa lega karena dia tetep dipasangin sama tebakan kita awalnya. Tapi entahlah, karakter seperti itu terasa sangat plin plan dimataku, mudah bingung, dan labil. Aku nggak bisa bersimpati ataupun jatuh cinta sama karakter ini, karena menurutku karakter yang terlalu ceria kayak dena ini terlalu baik walaupun di ceritanya dia seratus kali sering banget marah2. Walaupun pada akhirnya nggak gitu juga sih di novel ini karena dia setengah mati yakin kalau dia udah jatuh cinta sama cowok yang bener. Tapi yaah.. dasarnya aku emang lebih suka karakter-karakter jutek pendiem kayak Jae In di Oppa & I, ataupun yang datar kayak Lyla di With You yang pernah berhasil kak orizuka ciptakan sampe aku jatuh cinta sama karakter cewek macam itu. Oh, kak Orizuka nggak salah, ini sama sekali bukan salahnya kak orizuka nyiptain karakter yang bukan favoritku. Namanya juga selera haha..


Aku cuma agak sebel aja waktu tahu kalau Min Ho itu juga suka sama Dena yang dulu mati-matian menyukai Min Ho tapi ditepis mati matian juga sama cowok tersebut sehingga akhirnya Dena tanpa sengaja menemukan dambaan hati yang lebih cocok mengisi kekosongan hidupnya. Min Ho emang akhirnya bisa ngerelain Dena karena Dena suka sama adik kesayangannya dia, tapi entah kenapa aku nggak suka karena dia itu kenapa sih pake suka sama Dena?? Aku jadi agak bersalahkan bahagia soalnya Dena suka sama Min Hwa. Soalnya Min Ho ini baiiiiik banget.

Sayangnya, aku nggak bisa jatuh cinta sama karakter Min Ho meskipun disini udah bener-bener digambarin kalo Min Ho itu kakak yang super duper baik yang bisa bikin adiknya ngerasa disihir tiap kali ketemu sama kakaknya. Aku suka sih sama karakter Min Ho, tapi nggak jatuh cinta secinta aku sama Seung Woo di oppa & I *duh kenapa balik lagi kesini sih*. Mungkin aku bisa jatuh cinta kalo karakter Nicole yang digambarkan sebagai pacar Min Ho bisa lebih menarik perhatianku. Tapi karakter Nicole ini kayak cuma pelampiasan soalnya Min Ho nggak bisa sama Dena, dan karakter Nicole ini mirip banget sama Dena. Aku jadi kasian sama Nicole, seolah-olah Min Ho ini nggak tulus gitu cinta sama Nicole. Mungkin kalo konfliknya dia sama Nicole bisa lebih tragis gitu aku baru simpatik. Haha.. tapi kasian halamannya sih.

Pokoknya! Dena sama Min Ho ini bener-bener bikin aku kepikiran sama Infinite Yours meskipun beda. Yaa.. beda sih ya..

Kalo kisah keluarganya malah bikin aku keingetan sama summer breeze. Bedanya kalo summer breeze itu kembar kalo ini kakak adek. Bagian samanya? Nggak ada sih. Konflik bahkan ceritanya sebenernya bedaaaaa banget. Tapi nggak tau kenapa hubungan sodara cowok-cowok itu bikin aku keingetan summer breeze aja.. duh, absurd banget ya perbandinganku ini.. Ceritanya drama banget, lucunya ada tapi nggak bikin ngakak, sedihnya banyak tapi nggak bikin sesenggukan. Aku juga nggak keberatan sama karakter Min Hwa yang cengeng, justru dialah satu satunya karakter yang menurutku paling unik dalam cerita ini dan satu satunya alasan kenapa aku bisa bertahan sampai akhir, terlepas karena orizukanya lho.

Daaann... kalo untuk hiburan, buku ini cukup menarik kok di baca. Mungkin akan jauh lebih menyenangkan kalau kita bisa membacanya tanpa terbatas waktu seperti ketika aku menikmatinya karena buku ini hanya sekedar buku rentalan hmm..



Comments

Popular posts from this blog

Menyelami Seni dalam Kejiwaan pada buku "Psikologi Seni"

The Magic Of You by Johanna Lindsey (Malory-Anderson Family #4)

Devil in Winter (Wallflowers #3)