Review: Anna and the French Kiss (Stephanie Perkins)

Anna and the French Kiss

My rating: 0 of 5 stars

Bener deh. Aku agak nggak nyangka aja bakal baca novel, dan ini temanya Young Adult, dan dan.... ketika baca aku nggak bisa ngelepas dari bayang-bayang Maybe Someday yang baru kubaca sekitar 3 judul sebelumnya, yah belum lama lah. Masih akhir bulan lalu soalnya.

Mau nggak mau aku bandingin ya, walaupun okelaaaaaahhh beda pengemasannya, beda banget, tapi aku tetep bandingin dua duanya dan memutuskan. I prefer this one!!! Beda banget sama pas baca Maybe Someday, pas baca ini bawaannya seneng mulu, udah deh bener-bener pelarian yang pas buat aku dari kehidupan nyata. Padahal sama lho ya, cerita tentang cewek yang suka sama cowok yang udah punya pacar dan si heronya ini nggak mau dan nggak ada niatan buat putus sama pacarnya. Dan konflik utamanya juga sama: dilema dari keduanya karena saling jatuh cinta padahal mereka punya hubungan lain, bahasa lainnya mereka itu sebenernya sedang melakukan semacam perselingkuhan yang ewww nggak deh!


Aku akan ngelanjutin nanti setelah selesai bacanya ya, tapi sejauh ini perbedaan paling besar dari novel ini dan Maybe Someday adalah selain pengemasan juga permainan emosinya. Cara kedua pengarang ini memainkan setiap karakter dan bagaimana ia menimbulkan emosi sangat berbeda. CoHo lebih dalam 'sakitnya' karena kita selalu diperlihatkan pergulatan emosinya Ridge dimana ia masih sangat mencintai Maggie dan ia adalah wanita spesial dan tidak pantas disakiti dan baik dan yaaah... pokoknya dua karakter ini dibuat sebisa mungkin sempurna sehingga kita tidak punya alasan untuk membenci mereka dan itulah kenapa kita si pembaca jadi membenci 'kesempurnaan mereka', sedangkan Anna and The French Kiss menekankan pada unsur-unsur yang bisa membuat pembacanya 'berdebar-debar', lebih menekankan bahwa Etienne dan Ellie sudah memiliki masalah dan hubungan mereka sebenarnya memang bisa dibilang ada masalah tapi Etienne tidak mau merelakan hubungan itu karena ia takut perubahan, dan karakter Ellie tidak digambarkan secara detail karena semua sudut pandang berasal dari Anna, tidak seperti Maybe Someday yang setiap sudut pandang diubah ke Ridge kita jadi ngerasa geram, gemas, tapi nggak pantas marah dan dipaksa memaklumi pilihan si Ridge. Anna and The French Kiss menyajikan cerita yang berbeda dimana tokoh Ellie ini karakter yang agak lebih mudah dibenci jadi sampai sejauh ini sih... empatiku tidak terllau besar kepada Ellie sehingga bisa fokus ke pemeran utama dan aku jelas jauh lebih bisa menanggung perasaan yang kudapatkan setelah membaca Anna and The French Kiss daripada Maybe Someday yang aku aja sampai speechless sama permainan emosinya.

Yang pasti motivasinya sendiri beda ya: Maybe Someday ada motif mencintai gadis lain yang sedang sakit dan ia mencintai gadis itu untuk melindunginya sehingga memang ketika tiba-tiba ada seorang gadis yang mendadak membuatnya tertarik ia berusaha sebisa mungkin menolak perasaan itu karena ia masih mencintai gadis lain. Anna and The French Kiss lebih kepada motif dimana St. Clair berusaha untuk tidak merubah hubungannya karena ia takut tidak sanggup menanggungnya padahal bisa jadi dia berada pada tahap dia harus melakukan peruabahannya sehingga ketika ia bertemu dengan gadis yang benar-benar tepat, yang dibutuhkan St. Clair hanya sedikit dorongan untuk berani melewati perubahan tersebut.


Nah, yang lainnya nyusul lagi ya...


Nah dan selesai sudah...
buku ini bagusssssss.... endingnya juga bagus...
garis besarnya udah aku sebutin sih ya. Pokoknya aku suka banget, yang ini nggak nyesel deh beli novelnya. Emang udah ngincer dari lama cuma karena emang nggak banyak referensi novel YA jadi ya mutusinnya lama banget..

Comments

Popular posts from this blog

Menyelami Seni dalam Kejiwaan pada buku "Psikologi Seni"

The Magic Of You by Johanna Lindsey (Malory-Anderson Family #4)

Devil in Winter (Wallflowers #3)