Review: Splendid (Cinta Luar Biasa)


Splendid (Cinta Luar Biasa

My rating: 4 of 5 stars



yang pasti bagus. bersyukur banget bisa nemu buku ini.
review nyusul yaa

edit:

ini buku pertamanya julia quinn ya?
dan bener banget... aku nemuin kata-kata yang nggak dia pake di novel-novel barunya hahaha.

Nah, buat aku nih ya. Untuk ukuran novel pertama sih, ba-gu-ussss.. bagus, beneran. Dan ringan, tapi gak menye-menye. Lagi, serial ini, Blydon Trilogy, adalah serial yang berhasil aku peroleh semua bukunya. Baru ini, dan itu bersyukur banget karena kebetulan rental yang baru aku temuin ini ternyata menyimpan dua sisa buku yang belum aku baca. Sayangnya, waktu aku selesai baca ini, aku pingin baca novel yang Dancing at Night lagi soalnya kan itu buku pertama yang aku baca, jadi muter-muter gitu dah. Rasanya pingin liat emma dan alex yang masih hangat-hangatnya disana. wkwkwk. *duh mah nglantur*

Well, disini nggak ada salah paham. Disini tokoh utamanya punya karakter yang luar biasa jujur. Mereka merasa 'it's the best to say everything you think' dan itu nggak mengurangi keindahan dari cerita ini sendiri.

Teruuus, aku suka awal emma dan alex ketemu. Itu lucu, apalagi trus alex yang penasaran nemuin emma secantik putri di lantai dansa. Aku suka karakter emma yang selalu menimbulkan masalah. Hahaha. Si emma ini, jujur aja, menurutku dia gadis yang sangat berani, dan keberaniannya dan rasa tanggung jawabnya yang besar itu yang bikin alex tergila-gila.





Alex ini sosok yang nggak mau menikah karena masalalunya. Menurutku sih masalalu alex simple, nggak berat-berat amat. Tapii... ternyata novel ini membaca pikiranku hahaha. Soalnya awalnya aku sempet penasaran kan kalo masa lalunya simple gitu trus kira-kira mau dibawa kemana? Dan jawabannya... hhhh.... aku nangis deh waktu masalalu alex ini berhasil disangkut pautkan sama Emma yang pada saat itu melamar duluan karena 'memang' masalah uang, tetapi pada kenyataannya dia cuma mau cari alasan biar bisa cepet-cepet maksa alex ke pernikahan. Si alex nih, bener-bener-bener-bener-bener. Pokoknya bener-bener sadis banget waktu ngusir emma dari rumahnya. Kayaknya aku aja bisa bayangin ekspresinya dia deh. Jahatnyaaaa.. Aku setuju banget deh si emma akhirnya marah banget sama alex yang nggak mau denger.


Menurutku klimaksnya disitu!
Iya disitu. Soalnya satu. Bagian itu bikin aku nangis. Kedua, antiklimaksnya juga bikin aku nangis. Kata-katanya, penyesalan alex, perlakuan, kekhawatiran alex, pikiran emma yang saat itu marah tetapi hatinya meleleh juga, pokoknya I love them sooo much.

Malah, bagian yang bener-bener klimaks menurutku cuma jadi tambahan konflik aja menuju ending. Yaah. lebih tepatnya, endingnya gitu aja sih. Walaupun aku tetep suka sama konflik di akhir itu, haha, suka banget malah. Tegang, tapi berakhir dengan tetap bahagia, dan berdebar-debar.

Sebenernya aku bingung kenapa aku kasih bintang empat ya.. hmm..

mungkin karena nggak berkelanjutan aja sih tegang-romantis-tegangnya. Di beberapa bagian bisa sediiih banget, dan emang porsinya cukup banyak, tapi ada di beberapa bagian yang mungkin agak klise, misalnya di bagian pesta dansa-pesta dansa yang menurutku sih nggak terlalu istimewa, dan yaah.. walaupun nggak menghentikanku untuk tetap membaca, maybe, that's the reason I give 4 stars actually.


Still, it's really worth to read :D happy reading guys





Comments

Popular posts from this blog

Menyelami Seni dalam Kejiwaan pada buku "Psikologi Seni"

The Magic Of You by Johanna Lindsey (Malory-Anderson Family #4)

Devil in Winter (Wallflowers #3)