Review: Semalam Bersama Sang Pangeran - One Night With a Prince


Semalam Bersama Sang Pangeran - One Night With a Prince

My rating: 4 of 5 stars



3.5 bintang ke arah yang bagus, dikarenakaaaan...

menurutku awal-awal baca ini datar banget. Walaupun udah dibumbui konflik disana-sini, tapi entah kenapa datar aja nggak dapet emosi yang gimana gitu.

Karakter Gavin ini sebenernya aku suka bannget. Pangeran Dosa yang nggak sadar kalo dia punya jiwa. Heroinnya juga ga kalah memukau. Christabel mudah luluh sama kebaikan orang, kesadarannya terhadap keberadaan jiwa dalam diri Gavin juga memberikan perkembangan ke arah yang baik. Tapi tapi tapiii

Aku agak gak puas.
Sampai hampir pertengahan buku, sumpah datar banget. Pertemuan Christabel sama Gavin juga gak bikin berdebar-debar. Masih berputar di bagian Gavin hanya menginginkan Christabel secara fisik dan Christabel yg gak terima terus mundur. Tapi perkembangannya lambat. Sedikit-sedikit emang dibahas kebaikan Gavin, tapi yaudah gak lama-lama, pembahasan balik lagi ke yang agak gak terlalu berkembang.


Nah baru deh waktu cerita mulai masuk ke betapa tegangnya Gavin bertemu Anna, aaaaaaa. Untung ya! untung aja ada bagian itu soalnya disitu, Christabel yang selama ini seolah cuek akhirnya ngerasa super cemburu, termasuk Gavin yang gak suka lihat Stokely ada disekitar Christabel. Yaaa aku suka ada konflik Anna ini. Aku selalu suka kalo si heroine kita harus ngerasain patah hati tapi nanti berbalik jadi hero nya yang ngejar-ngejar.

Hanya saja masalah Anna ini gak terlalu banyak jadi emosinya juga gak klimaks. Yaudah gitu aja. Christabel tipe yang kuat dan aku suka cara dia memperlakukan Anna pada akhirnya, aku suka cara dia mendorong Gavin agak mau jujur tentang perasaannya. Sukaaaa banget. Bahkan aku nangis dua kali.


Cerita masa lalu kedua tokoh kita cukup tragis. Terutama Gavin. Rasanya pingin banget meluk dia. Dan itu kurang!!! Meskipun cukup terenyuh di akhir2 bagaimana cara Christabel memperlakukan Gavin, tapi tetep aja kurang.

Jadi gini lho.
Cerita ke arah petualangan konflik utamanya tu terlalu lambat dan lama. Pas beneran masuk konflik utamanya beserta konflik-konflik pendukung yang cukup kuat diceritakan tapi malah gak dikembangin bener-bener, porsinya dikut bangett. Chemistrynya terbangun tapi nggak dikembangin sampe yang bikin kita jungkir balik. Dan penyelesainnya itu dikit banget porsinya. Kurang deh pokoknya.

Yah whatever is that, buku ini masih enak dibaca karena karakternya disini memesona daaaan.... kisah sedihnya bener-bener berhasil bikin aku nangis. And it is good.



Comments

Popular posts from this blog

Menyelami Seni dalam Kejiwaan pada buku "Psikologi Seni"

The Magic Of You by Johanna Lindsey (Malory-Anderson Family #4)

Devil in Winter (Wallflowers #3)