Review: Hello

Hello Hello by Tere Liye
My rating: 3 of 5 stars

Ketika membaca novel Hello ini, jujur kesalahanku adalah berekspektasi bahwa novelnya akan sama seperti novel TereLiye yang Hujan, dan itu bikin aku jadi sedikit membandingkan di antara kedua novel tersebut. Perasaannya, rasa sakit hati, rindu, rasa cinta, dan perasaan-perasaan yang aku rasakan ketika baca Hujan aku harapkan agar kurasakan disini juga. But.. yeah, salahku karena harus membandingkan. Itu sih satu.

Tapi kalau kamu mencari novel Tereliye yang memiliki nuansa romance, novel Hello ini tetap harus diperhitungkan, berhubung aku nggak tertarik baca buku full romance lainnya dari Tereliye selain Hujan dan Hello, jadi menurutku kalianpun harus menjadikan novel Hello ini koleksi bacaan kalian.

Tereliye seperti biasa membangun alurnya dengan mulus, dan disini kita berhadapan dengan alur maju mundur ditambah dengan plot twist di belakang (yang sayangnya bisa aku tebak). Semua isi novel ini sangat khas Tere Liye, caranya membentuk karakter, membangun chemistry karakter, nggak ada tokoh yang mubazir disini, serta caranya mengembangkan alur juga sangat khas bang Tere.

Kalau ada 1 bintang dari rate aku di buku ini, sebenarnya itu hanya karena selera saja sih. Novel ini bagus tapiii aku mungkin sekarang moodnya lagi nggak di novel yang mengangkat kesalahpahaman seperti yang ada di novel ini, udah gitu kesalahpahamannya berlanjut terlalu lama yang mana kenapaaa harus selama itu?

Ini novelnya mau ngomongin kalau jodoh nggak kemana, tapi jodoh juga bisa kemana-mana. Gimana ya, kira-kira gitu deh kesimpulan yang aku ambil hehe.

Sayangnya novel ini nggak membuat aku ketagihan saat bacanya. Rasanya mudah sekali untuk beralih membaca buku lain di sela-sela merampungkan novel ini, dan aku nggak tahu apa yang membuat demikian. Jadi rate aku 3,5 untuk novel ini.



View all my reviews

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Magic Of You by Johanna Lindsey (Malory-Anderson Family #4)

Review: Critical Eleven - Ika Natassa

Menyelami Seni dalam Kejiwaan pada buku "Psikologi Seni"