Review: The Otherwhere Post

The Otherwhere Post The Otherwhere Post by Emily J. Taylor
My rating: 5 of 5 stars

disclaimer: sebagai novel fantasi, dan pembaca awam fantasi, buku ini mungkin akan membuatmu cukup effort membayangkan magic, fantasi, maupun world building dari novel ini. Tapi aku tidak membahas tentang itu, karena yah, itu wajar.

blurb di slide 2

Backstory Maeve langsung diceritakan di perkenalan cerita, yang mana ternyata langsung masuk ke konflik: bagaimana Maeve harus hidup dengan identitas lain, dibayang-bayangi ketakutan bahwa dirinya bisa ketahuan sebagai anak dari tersangka suatu tragedi yang terjadi di antara 3 dunia. Dan di awal itu saja aku sudah langsung tertarik langsung masuk ke dalam tokoh Maeve. Yang bagiku dia sangat kuat dan tegar, selama 7 tahun hidup berpindah-pindah tempat, berganti identitas, dari usia 11 tahun, tanpa siapapun disisinya. Suatu kehidupan yang sangat sepi dan sendirian.

Sampai kemudian cerita berlanjut ke bagaimana Maeve memutuskan untuk menyelinap ke Otherwhere Post, dimana itu adalah satu-satunya cara yang Maeve pikir akan mengubah kehidupannya menjadi lebih baik. Dan pertemuannya dengan Tristan, disela-sela kegelisahannya dan ketakutannya , adalah angin segar selama membaca novel ini.

Tristan adalah tokoh laki-laki, anak dari postmaster (petinggi di Otherwhere Post), yang menjadi mentor Maeve.

Update:
Interaksi antara Maeve dan Tristan langsung mencuri perhatianku. Bahkan sebelum Tristan memperkenalkan dirinya secara eksplisit, aku sudah bisa menebak kalau dia adalah male lead dalam cerita ini.
Di awal pertemuan, Tristan memang terkesan menyebalkan—sinis, suka menyindir, dan gaya bicaranya penuh sarkasme. Tapi di balik sikap ketusnya, dia jelas menunjukkan sisi yang bertanggung jawab, cerdas, dan diam-diam peduli. Khususnya pada Maeve, ia tetap menunjukkan perhatian meski dengan cara yang sering bikin cewek itu gemas sendiri.
Saat tidak mengancam: Tristan itu tenang dan bisa bersikap menyenangkan.Dia suka godain Maeve juga, soalnya Maeve lucu reaksinya.


Maeve menyimpan banyak sekali rahasia tentang kehisupannya. dan dia sudh berhasil berbohong selama 7 tahun. Tapi Tristan bisa dengan mudah membaca kebohongannya.


Hubungan antara Meve dan Tristan itu lumayan cepat berkembangnya tapi sangat mulus dan halus karena juga disisipi dengan banyak peristiwa yang dialami Maeve ditengah2 berkembanganya hubungan mereka, di mana Maeve di cerita ini lebih banyak fokus mengurus masalahnya yang juga meruspakan konflik utama yang menjalankan cerita. Meskipun begitu intensitas Romansa yang dihadirkan kedua tokoh utama sangat bikin kita tuh gampang kangen sama interaksi keduanya. Maeve menyimpan sebuah rahasia sangat besar tentang dirinya sendiri yang sekaligus menjadikan itu sebagai trauma di mana ia ingin memisahkan diri dengan rahasia yang dia pegang selama tujuh tahun ini. Aku bisa memahami kesulitannya untuk mengungkapkan apa yang sudah biasa dia sembunyikan kepada Tristan karena yang seberapa besarpun rasa percaya dia terhadap laki-laki ini, yang menghalangi Maeve bukanlah sekedar rasa percaya tetapi trauma yang mentriggernya apabila dia mengungkapkan jati dirinya. Trauma trauma dan ketakutan dan keparnoannya itu tuh bakal muncul jadi aku paham banget sama ketakutan Maeve akan hal ini dan aku sebagai pembaca sama sekali tidak ingin tokoh ini memaksakan diri untuk bercerita karena aku begitu berempati kepada toko Maeve ini.

Kemudian intensitas teror yang hadir di novel ini juga cukup kuat bikin aku berkali-kali di bagian yang tidak terduga itu merasa harus menahan nafas dan jantungku berdegup kencang karena bisa merasakan ketegangan dan terarah dialami oleh tokoh utama.

hidup Maeve adalah sebuah kebohongan
dan seseorang gak bisa benar2 hidup seperti itu bukan?


Tokoh-Tokoh

Aku tentu saja sangat mengagumi tokoh Maeve. Dia jelas tahu apa yang dia lakukan dan boundaries2 dirinya sendiri. Dia tidak mau siapapun mengorbankan diri demi dia, dan dia tidak akan dijadikan bahan untuk dikorbankan dengan siapapun. Alaasan yang menjadikan Maeve cukup mampu berdiri di kakiny sendiri. Sejak usia 11 tahun selama 7 tahun. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain agar tidak perlu memiliki ikatan emosional dengan siapapun.

Meskipun begitu, bahaya yang membayangi langkahnya untuk mencari kebenaran terus menjadi teror yang membuatnya ketakutan. Ketakutan yang cukup wajar untuknya mencari bantuan. Sayang, betapapun ia ingin meminta bantuan, ia tidak bisa melakukannya. Ia harus merahasiakan identitasnya demi keamanannya, dan saat ia cukup percaya pada seseorang untuk memberi kepingan-kepingan jati dirinya, ia tidak bisa membawa siapapun terlibat dalam urusannya yang mengancam nyawa.

Aku mendapati novel ini sangat seru untuk diikuti. Dengan setiap ketengangan-ketegangan yang memberi warna untuk terus mengikuti perjalanan Maeve, aku sekaligus dilingkupi perasaan ingin mendoakan gadis ini agar selalu selamat untuk setiap langkahnya. Karena Maeve selalu sendirian. Dalam tiap langkahnya, ia selalu kesepian hingga kesepian itu menjadi jati dirinya. Pergi jauh, kabur, menjadi teman baiknya ketika ia mulai merasa keberadaannya terancam atau orang yang mencoba dekat dengannya juga terancam.

Bersyukurlah aku dengan sosok Tristan yg dari awal selalu mencoba membuat Maeve cukup percaya untuk bergantung padanya. Meskipun Tristan tahu bahwa ia berhadapan dengan gadis yang penuh kebohongan, tapi ia tetap berusaha untuk bisa mendampingin gadis itu, untuk membuat gadis itu cukup percaya bahwa ia tidak akan melukainya. Kisah cinta di antara Tristan dan Maeve adalah bumbu romansa yang membuatku meraskaan kelegaan di tengah-tengah kehidupan Maeve yang penuh perjuangan. Setidaknya ada satu orang yang mampu melihat Maeve melewati kebohongan-kebohongan, dan cukup kuat untuk mendampinginya. Tristan kuat, sangat kuat. Bakat dia dalam menggunakan scriptomanter yang selama ini dia berusaha kendalikan agar ia tidak gunakan, akhirnya dia gunakan demi bisa membuat Maeve melakukan rencana-rencananya dan tetap hidup. Intensitas keduanya tidak selalu hadir, tapi sekalinya hadir, itu cukup menjadi bekal bagi Maeve untuk melanjutkan misi-misinya.

Persahabatan yang muncul tanpa diduga dan lebih kuat dari perkiraanku ternyata tumbuh secara perlahan dari interaksi-interaksi samar antara Maeve dan Nan maupun Maeve dan Shea. Kemudian hubungan orang tua anak yang ternyata menjadi bagian yang kutangisi di akhir cerita. Tentang orang tua Maeve, tentang ayah Tristan. Kasih sayang mereka serta bagaimana itu membentuk pribadi anak-anaknya yang memiliki cukup cinta untuk memperjuangkan satu sama lain.

Cerita

Selama membaca novel ini, aku bisa merasakan banyaknya hal yang diungkapkan. Setiap kebenaran terasa menjadi puzzle teka teki misteri yang akhirnya menjadi semakin lengkap. Tentu saja termasuk di dalamnya ada tension yg intens untuk melengkapi puzzle juga kebenaran2 yang ternyata mengandung plot twist.

View all my reviews

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Magic Of You by Johanna Lindsey (Malory-Anderson Family #4)

Review: Critical Eleven - Ika Natassa

Menyelami Seni dalam Kejiwaan pada buku "Psikologi Seni"